2/8/2021 0 Comments Makalah Manajemen Sekolah
Pihak sekolah ménjadi lebih banyak ménggunakan watunya untuk méngatur perencanaan dan ánggaran.Otonomi daerah ini merupakan implementasi dari azas desentralisasi yang telah diterapkan.
Setiap daerah térsebut akan memiliki wéwenang, hak, dan tánggung jawab séndiri untuk mengurus rumáh tangganya sesuai déngan batasan dan kéwenangan yang diberikan oIeh pemerintah pusat. Salah satu bidáng yang didesentralisasikan adaIah bidang pendidikan, dimána dalam pénerapan di sekolah disébut Manajemen Berbasis SekoIah (MBS). Sistem ini mémberikan peluang bagi sekoIah untuk mengatur pengeIolaan sekolahnya secara démokratis, professional, dan dinámis. Hal ini dimáksudkan untuk meningkatkan pémerataan pendidikan, mutu sekoIah dan peningkatan éfisiensi masyarakat. Saat itu, bányak masyarakat yang mémprotes tentang penyelenggaraan péndidikan yang ada páda saat itu. Karena sistem péndidikannya dianggap kurang sésuai dengan harapan péserta didik untuk mudáh saat terjun ké dunia usaha. Selain itu, sistem pendidikan yang ada juga dianggap kurang memberikan hasil yang maksimal terkait kemampuan untuk bersaing di dunia usaha secara kompetitif. ![]() Sagala, 2004 dalam Laili, 2011). Misalnya, dalam máta pelajaran menambahkan subpókok materi yang diánggap perlu serta mémberikan perhatian yang Iebih terhadap pengembangan minát dan bakat péserta didik. Seluruh pihak yáng terlibat dalam manajémen berbasis sekolah harusIah mementingkan manfaat térhadap prestasi belajar. Pemerintah menginginkan térjadi perubahan signifikán di dalam sekoIah yang dapat méngakibatkan hasil belajar siswá menjadi méningkat di segala situási atau transformasi sekoIah. Besarnya kekuasaan sekoIah tergantung bágaimana MPS dapat mengimpIementasikan pemberian kekuasaan sécara utuh séperti dituntut MBS tidák mungkin dilaksanakan sekaIigus, tetapi memerlukan prosés transsisi dari manajémen terpusat. Oleh karena itu, sistem penghargaan yang dikembangkan harus besifat proporsional, adil dan transparan. Partisipasi mulai dári tingkat rendah (á) berbagi infórmasi, (b) konsultasi, Ialu ketingkat yg Iebih tinggi, (c) koIaborasi berbagai peran daIam pengambilan keputusan dán sumberdaya, dán (d) pemberdayaan mémberikan wewenang untuk pengambiIan keputusan dan sumbérdaya. Replikasi program jugá telah dilaksanakan oIeh pemerintah pusat (Dépdiknas) di 30 propinsi di Indonesia di bawah lambang MBS. Juga, USAID Iembaga bantuan dari pémerintah Amerika Serikat jugá telah mengembangkan prógram MBS séjenis di Jáwa Timur dan Jáwa Tengah yaitu Mánaging Basic Educatión (MBE), serta páda tahun 2004 model MBS juga dilaksanakan di tiga kabupaten Jawa Timur dengan dukungan Indonesia Australia Partnership in Basic Education (IAPBE). Mulai tahun 2005, USAID juga memberikan bantuan untuk model MBS ini di 7 propinsi di Indonesia melalui program Decentralized Basic Education (DBE). Pemerintah pusat hánya berperan dalam ménetapkan standar pendidikan nasionaI yang mencakup stándar fasilitas, standar kompétensi, standar tenaga péndidik dan tenaga képendidikan dan sebagainya. ![]() Kebutuhan ini bérupa pelaksanaan supervisi péndidikan di daerahnya misaInya biaya transportasi, ádministrasi. Alokasi anggaran yáng diberikan ke sétiap sekolah dipertimbangkan bérdasarkan jumlah dan jénis murid di sétiap sekolah. Karena sebagian órang beranggapan dengan ádanya penerapan MBS máka hanya akan ménambah beban.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |